Salam Cinta HotMom,
Saya sudah bekerja dengan beberapa perusahaan yang sebagian besar bergerak di media cetak. Banyak hal yang saya pelajari bekerja di beberapa perusahaan ini, antara lain : culture perusahaan, pola kepemimpinan, kekuatan dan kelemahan perusahaan. Sebagian besar mereka bersikap arogan sebagai pimpinan dan menganggap karyawan hanyalah pekerja yang mereka bayar gajinya dan tidak membutuhkan apa-apa. Sejalan dengan waktu akhirnya satu persatu perusahaan dengan pola kepemimpinan seperti itu ditinggal pergi oleh para karyawannya.
PEMIMPIN YANG BERSAHABAT
Di tempat saya bekerja dulu, jarak antara pimpinan dan karyawan sangatlah jauh bak langit dan bumi. Mereka sepertinya memang membentuk pola hubungan seperti itu agar para pimpinan ini disegani. Menurut saya, tak ada salahnya bagi atasan untuk bersahabat dengan bawahan. Bersahabat dengan mereka membuat kita mengerti lebih jauh karakter dan cara kerja masing-masing. Namun, kita tidak boleh salah bersikap karena bisa-bisa kita dianggap tidak berwibawa.
Menjadi atasan yang bersahabat menurut saya merupakan salah satu gaya kepemimpinan ideal yang dibutuhkan tim. Pekerjaan sebagai sales memiliki tekanan yang sangat tinggi karena harus mengejar target yang diberikan oleh perusahaan. Dukungan dan bimbingan atasan sangat dibutuhkan agar karyawan bisa mencapai target yang diharapkan. Selain coaching, mereka juga membutuhkan atasannya dapat bersikap sebagai sahabat yang mendengarkan dan mau mengerti mereka, bukan sebagai atasan yang sering mengeluarkan kata-kata kotor dan tidak pantas .
Sebagai atasan, kita tidak bisa bekerja sendirian. Perlu dukungan dari karyawan. Untuk itu, buatlah agar karyawan menghargai dan percaya pada kita melalui pendekatan yang tulus dan jujur. Berteman dengan karyawan adalah cara efektif untuk meningkatkan produktivitas karena karyawan akan senang dan bersemangat bekerja dengan kita.
MELAKUKAN KEGIATAN BERSAMA
Banyak hal yang saya lakukan bersama dengan karyawan, seperti shopping, makan-makan, karaoke dan liburan. Pergi dengan mereka seperti bepergian dengan keluarga sendiri. Mereka memiliki sejuta gaya dan karakternya masing-masing. Ada yang pendiam, ceria, banyak cerita, pintar, nyeleneh dan terkadang menjengkelkan. Namun seperti anak sendiri, mereka juga punya kelebihan dan kekurangannya masing-masing.
Sesekali kami janjian bertemu pada saat weekend. Sekedar untuk kumpul makan atau pergi bersama saat ke undangan pernikahan.
TIPS MENJADI PIMPINAN YANG DISUKAI
Tidak mudah menjadi pimpinan yang disukai namun tetap dihormati. Berikut adalah beberapa tips dari saya agar tetap menjadi pimpinan idola karyawan :
1. Bersedia mendengarkan. Hal ini yang tersulit bagi seorang pimpinan karena kadangkala yang harus kita dengarkan adalah pendapat atau keluhan mereka yang kurang relevan. Namun karyawan berhak mengeluarkan suaranya. Terkadang mereka juga ingin tahu apakah opini mereka berarti. Tidak semua orang senang dengan apa yang kita katakan tentang mereka, namun jika kita melakukannya dengan cara yang tepat, mereka akan menghargai input yang diberikan.
2. Memperlakukan karyawan dengan respek. Berteriak dan menyalahkan kesalahan kepada mereka tidak akan menghasilkan apa -apa. Sadari kesalahan yang dibuat dan bekerjasamalah dengan karyawan untuk memperbaikinya. Kita harus membimbing dan memberikan pelajaran agar mereka mau belajar dari kesalahan dan bagaimana mencegah kesalahan tersebut supaya tidak terjadi lagi.
3. Biarkan orang lain tahu ketika karyawan kita melakukan pekerjaannya dengan baik. Saya sering memberikan pujian bagi karyawan yang sudah berhasil atau sudah berbuat sesuatu yang mengagumkan. Jangan pernah lupa bahwa karyawan bukan mesin dan harus diperlakukan sebagaimana mestinya.
4. Tegas bersahabat. Sebagai atasan, tentu kita mesti memantau pekerjaan karyawan kita. Ada saatnya kita harus melakukan hal yang kurang menyenangkan, seperti menegur bawahan yang sering datang terlambat atau lamban dalam menyelesaikan pekerjaannya.
5. Adil dan bertanggung jawab. Ketika mengungkapkan sesuatu yang berhubungan dengan pekerjaan pada salah satu karyawan yang merupakan teman baik kita, sikap profesional adalah hal yang sangat diperlukan. Kita harus cari tahu terlebih dahulu fakta sebenarnya. Hindari memberikan keputusan yang menguntungkan satu pihak atau tidak adil.
6. Jadi contoh. Sebelum mengingatkan bawahan mengenai kelakuan minus mereka, kita harus introspeksi diri terlebih dahulu. Terkesan munafik, kalau misalnya kita sering terlambat masuk kantor dan pulang lebih awal, bahkan sering ijin keluar kantor, padahal kita baru saja menegur karyawan karena masalah yang sama. Bagaimana mereka mau mendengarkan saran kita kalau sang atasan juga tidak disiplin.
7. Bersenang-senang Jalan Terus. Walau kita sudah menjadi atasan, kita mesti tetap menjaga hubungan baik dengan karyawan. Makan siang bersama, Hangout di cafe bahkan pergi ke tempat fitness bareng setelah pulang kantor juga seru. Justru di saat-saat seperti inilah, kita bisa melepaskan embel-embel atasan dan bawahan plus bersikap lebih santai.
HOTMOM,
Hubungan saya dengan karyawan boleh dikatakan sangat dekat. Namun saya tetap menjaga wibawa dan bersikap asertif dan berani berkata tidak. Dengan menjalani rambu-rambu tersebut, kita tetap bisa menganggap karyawan sebagai teman namun tetap memegang kendali.
Sebagai pimpinan, hindari melakukan hal dibawah ini :
· Sering terlibat terlalu dalam dengan masalah pribadi bawahannya.
· Terlalu banyak menghabiskan waktu untuk pendekatan personal.
· Performa buruk di mata perusahaan, namun disukai oleh bawahan.
· Sering dimanfaatkan oleh banyak pihak, termasuk bawahannya.
· Sulit mengambil keputusan, terutama jika ada perbedaan antara kebijaksanaan perusahaan dan keinginan pegawai.
So, mari kita belajar menjadi pemimpin yang baik dan dicintai oleh karyawan…..
Bye Hotmom…..