Pada hari jumat kemaren, saya bangun siang menikmati libur panjang selama 3 hari kedepan.
Saat bangun saya terpikir ingin bertemu dengan seorang Ibu yang sudah hampir 20 tahun saya kenal dan belum saya kunjungi lagi sejak 3 tahun terakhir karena kesibukan saya yang tidak mempunyai waktu untuk datang mengunjungi beliau.
Namanya Ibu Hajjah Siti Hanini , seorang istri Lurah di Pondok Cabe pada tahun 80 an yang memiliki Panti Asuhan di rumah kediaman mereka sendiri.
Perkenalan saya dengan Ibu Siti Hanini adalah berawal dari keinginan untuk memberikan zakat atas rasa syukur dan rahmat pada saat ulang tahun putra saya Oris yang memasuki usia 1 tahun saat itu.
Terharu dan sedih saat kedatangan pertama saya kesana karena disaat yang bersamaan baru saja seorang Ibu mengantarkan bayi laki-lakinya yang berusia 1 minggu ke Panti Asuhan tersebut. Kulit hitam, kurus dan kotor menyelimuti si bayi. Ibu menerima bayi tersebut dengan tangan terbuka dan memeluknya dengan erat. Ibu meminta seseorang untuk membawakan air hangat dan handuk agar bayi mungil itu bisa dibersihkan oleh ibu. Itulah pengalaman pertama yang membuat saya jatuh hati dengan Panti Asuhan ini…
Karena rumah saya berada di Pamulang, setiap minggu saya mengunjungi Panti Asuhan untuk melihat bayi laki-laki yang diberi nama KIKI oleh Ibu.
Ulang tahun Oris yang ke-2 saya adakan di Panti Asuhan. Kiki tumbuh sehat dan segar di Panti Asuhan bersama 60 anak-anak lainnya yang diasuh oleh Ibu dan keluarga besarnya.
Panti Asuhan ini diberi nama Al-Munasharoh yang didirikan pada tahun 1986 oleh Ibu dan suaminya yang bernama Bpk. Hj. Mochamad Ahyan yang saat itu menjabat sebagai Lurah di Pondok Cabe.
Yayasan Panti Asuhan Yatim Piatu dimulai dengan mengasuh 5 orang anak atas biaya sendiri dan kemudian berkembang sampai akhirnya bisa mendirikan asrama di Pondok Cabe 5 dengan bantuan donator dan masyarakat setempat.
Ibu yang tinggal bersama anak-anak mengatur Panti Asuhan ini dengan sangat baik. Fasilitas Panti Asuhan sangat memadai dimana anak-anak memiliki kamar tidur, ruang belajar, ruang berkumpul dan dapur yang cukup luas. Tidak hanya itu, Ibu juga memperkerjakan 2 orang untuk membantu kebutuhan anak-anak seperti memasak makanan dan membersihkan rumah.
Ibu ingin anak-anak bisa punya waktu banyak untuk belajar agar mereka bisa memiliki masa depan yang cerah.
Semua anak-anak ini bersekolah sampai dengan tamat SMA. Yang ingin melanjutkan kuliah akan dibiayai oleh Ibu. Namun sebagian besar mereka memilih untuk langsung mencari pekerjaan demi mengurangi beban Ibu.
Tidak ada anak-anak hasil asuhan Ibu yang menganggur. Mereka ada yang bekerja di Super Market, di Restaurant, di Apotik, dan ada yang sudah memiliki usaha sendiri.
(Putri di sisi kiri saya 5 tahun lalu)
(Putri saat ini)
Saat berbicara dengan anak Ibu yang nomor 5 yang saat ini sedang berada di Panti Asuhan menjaga anak-anak, saya teringat dengan bayi kecil cantik yang bernama Putri, yang waktu dulu diantar oleh ibunya ke Panti Asuhan saat Oris berusia 6 tahun. Kejadian yang persis sama dimana saya juga sedang berada di Panti Asuhan saat itu.
Campur aduk perasaan saya saat melihat Putri karena Putri sudah berusia 13 tahun, cantik dengan mata sipit yang khas dan tumbuh menjadi anak yang luar biasa….
Bapak meninggal tahun 1992, di usia 63 tahun dan sudah pensiun dari Lurah. Ibu tetap meneruskan Panti Asuhan ini dengan dibantu 7 orang anak-anaknya.
Tanah pribadi Ibu seluas lebih dari 1000 meter sudah diwakafkan Ibu untuk Yayasan Panti Asuhan ini.
Di usia Ibu yang sudah 97 tahun, Ibu banyak beristirahat karena kondisi kesehatannya yang sudah kurang baik.
HotMom,
Ratusan anak perempuan Indonesia sudah di asuh oleh Ibu. Mereka sudah memiliki kehidupan sendiri dengan keluarganya namun tetap kembali mengunjungi Ibu pada saat Lebaran tiba.
Mungkin kita belum bisa melakukan apa yang sudah dilakukan oleh Ibu, tapi mari kita mulai dengan membantu pendidikan anak-anak kurang mampu yang ada di lingkungan terdekat kita…
Semoga cerita ini bisa memberikan inspirasi bagi para HotMom yang membaca blog saya ini….
BYE HOTMOM