Salam Cinta HotMom,
Hari kedua saya tidak kalah seru dari hari pertama kemaren di Kelantan. Setelah mengunjungi Pantai Cahaya Bulan, Pasar Basah Siti Khadijah, pengrajin songket, batik, dan mencoba beraneka macam makanan, hari ini saya akan ke Pasir Mas, Rantau Panjang, pengrajin Wayang dan melihat perbatasan antara Kelantan-Thailand yang akan saya ceritakan di episode lanjutan “The Secret Of Kelantan” .
SARAPAN NASI BERLAUK
Seperti hari kemaren, mencoba berbagai jenis makanan adalah salah satu tujuan kami ke Kelantan.
Pagi ini, kami dibawa sarapan ke kedai Kak Chick untuk makan nasi berlauk.
Nasi berlauk merupakan salah satu signature dish negeri Kelantan.
Mulai pagi makanan sudah terhidang dengan beraneka ragam lauk seperti ayam, daging bakar, gulai kuning ikan tongkol, gulai ayam, itik dan menu lainnya yang sangat lezat rasanya.
Sengaja kami sarapan agak telat agar dapat mencoba berbagai makanan yang ada di kedai Kak Chick.
Sahabat kami sudah membuat itinerary tujuan wisata kami hari ini antara lain ke Pasir Mas yang merupakan kota kelahirannya.
PASIR MAS
Perjalanan dari Kelantan menuju Pasir Mas memerlukan waktu sekitar 60 menit. Pemandangan yang kami lewati sangat indah dan kental dengan suasana lokal.
Pasir Mas adalah sebuah kota dan wilayah jajahan di Kelantan, Malaysia. Kabupaten Pasir Mas meliputi area seluas 577 kilometer persegi dan berbatasan dengan distrik Tumpat ke utara, Tanah Merah ke selatan, Kota Bharu ke timur, dan distrik Thailand Sungai Golok ke barat. Karena lokasi geografisnya, ia bertindak sebagai gerbang utama Pantai Timur Malaysia ke Thailand.
Memasuki Pasir Mas, kami diperlihatkan bangunan sekolah tempat sahabat kami bersekolah dulu.
Sekolah Kebangsaan Yok Eng atau nāma ringkasnya SJK (C) Yok Eng, merupakan jenis sekolah untuk kebangsaan Cina Yang terletak di Jalan Masjid Lama. Kami hanya melihat sebentar dari luar bangunan sekolah yang berlantai 2 yang kondisinya sangat bersih dan kokoh.
Dari dalam kendaraan kami mendengarkan cerita masa kecil sahabat kami seolah-olah kami juga berada dimasa lalunya itu.
Bangunan demi bangunan kami lewati. Arsitektur bangunan yang hampir mirip dengan rumah panggung di Indonesia dengan bentuk atap yang menyerupai rumah Gadang di Minang Kabau dan toko-toko berlantai 2 menggunakan bahan dasar kayu dengan finishing berbagai macam warna mengisi perjalanan kami pagi ini.
Banyak terdapat toko penjual mas disini. Salah satu pendapatan terbesar kota ini berasal dari mas. Mungkin karena itu kota ini disebut dengan Pasir Mas.
Kami mengelilingi Pasir Mas hanya dalam waktu 20 menit. Walupun hanya sebentar tapi cerita yang kami dapatkan mengenai kota ini sudah dapat dijadikan sebuah novel.
Mesjid yang berada di Pasir Mas ini menjadi kenangan tersendiri buat sahabat kami saat pernikahan mereka dulu.
Satu quotes yang menarik mengenai Pasir Mas dari sahabat kami adalah “The Biggest Roundabout in the world is located in this city, because the city is as big as the roundabout.”
Perjalanan kami lanjutkan menuju Rantau Panjang dengan melewati pepohonan rindang. Wilayah yang kami lewati adalah wilayah sungai yang disebut dengan Sungai Golok. Di beberapa rumah penduduk kondisi sedang banjir karena bulan ini memasuki musim penghujan.
Haziq, putra sahabat kami mencoba perahu yang dipergunakan oleh penduduk untuk melintas. Hahahahaha…Haziq tidak semahir anak penduduk setempat yang sudah terbiasa mendayung perahu…
SUNGAI GOLOK
Adalah sebuah sungai yang terletak di perbatasan antara Malaysia dan Thailand. Sungai ini dihubungkan hanya dengan jembatan persahabatan Malaysia-Thailand.
Kami memasuki salah satu area tempat perbatasan yang dijaga ketat oleh tentara Kelantan. Kami tidak diperkenankan mengambil foto, tapi Oris secara diam-diam berusaha mengabadikan momen yang sedikit menegangkan disana.
Apabila melihat foto ini, rasanya seperti sedang terjadi perang karena penjagaan di kedua belah pihak sangat ketat. Namun ternyata masyarakat Kelantan dan Thailand hidup rukun secara berdampingan. Mereka menyebrang untuk membeli kebutuhan hidup sehari-hari bahkan ada yang sampai menikah dan membina keluarga secara rukun dan damai.
Setelah cukup lama berbincang dengan polisi perbatasan, kami melanjutkan perjalanan ke Rantau Panjang.
RANTAU PANJANG
Rantau Panjang adalah sebuah kota di Kelantan, Malaysia. Ini adalah perbatasan utama antara Malaysia dan Thailand untuk pantai timur Malaysia.
Tidak terlihat adanya antrian yang cukup banyak saat saya berada di area perbatasan.
Dari dalam kendaraan terlihat arsitektur gedung lama yang seluruhnya dimanfaatkan untuk berdagang. Tulisan nama toko sebagian menggunakan bahasa melayu dan sebagian menggunakan bahasa Thailand.
Kota ini merupakan area yang bebas pajak di mana Hotmom dapat menemukan barang elektronik, rokok dan pakaian dengan harga murah.
Saya dan oris berjalan kaki mengelilingi kota Rantau Panjang. Satu demi satu toko penjual kami datangi. Harga pakaian yang dijual berkisar dari Rp. 75.000 – 150.000.
Saat berjalan berkeliling, ada penjual Es Baba yang menarik perhatian karena warnanya yang mencolok. Sayapun membeli Es Baba di Rantau Panjang…..
Rasanya manis sekali tapi sangat enak. Saya hanya memakan sedikit dan sisanya tentu dimakan oleh Oris.
Sisa waktu di Rantau Panjang, Oris mengambil foto-foto saya yang sangat Indah hasilnya berlatar belakang dinding dan bangunan tua.
Selesai melihat-lihat Rantau Panjang, kami melanjutkan perjalanan menuju rumah Pak Ridho, adik sahabat kami yang tinggal di Pasir Mas untuk sholat Djuhur dan makan siang bersama keluarganya.
Di Part 1 saya sudah menceritakan mengenai Pak Ridho, bahwa dia adalah seorang pengusaha sukses yang low profile, baik dan sangat ramah. Itu terlihat dari interior rumahnya yang mengutamakan ruang tamu yang sangat besar yang berfungsi juga sebagai ruang berkumpul keluarga.
Pak Ridho menyukai musik dan sebagian besar koleksi lagu yang dia miliki adalah lagu yang berasal dari penyanyi Indonesia ditahun 80-an, seperti Hetty Koes Endang, Endang S. Taurina, Broery Marantika, The Mercy’s dan penyanyi lainnya.
Dia juga memiliki ruang musik di samping rumahnya dimana pada waktu senggang dia akan bermain musik bersama keluarga atau teman dekat dan sekali-sekali tampil di depan umum.
Saya juga diberikan oleh-oleh serundeng daging dan dodol khas Kelantan.
Setelah selesai sholat Djuhur kami keluar untuk makan siang bersama Pak Ridho dan keluarganya. Kali ini kami akan ke Restoran Ayam Kampung yang terkenal disana.
Karena menu andalannya adalah Ayam Kampung, maka Pak Ridho memesan Ayam Kampung cukup banyak untuk kami coba selain sop daging dan telur dadar yang sangat nikmat rasanya.
Seru sekali melihat Pak Ridho dan Ana membantu menyajikan makan siang untuk kami semua.
Setelah selesai makan siang kami melanjutkan perjalanan menuju rumah kuning tempat berjualan dodol dan serundeng daging.
RUMAH KUNING
Masyarakat Kelantan sangat menyukai warna kuning. Banyak bangunan yang menggunakan warna kuning.
Di rumah kuning ini kami membeli dodol, serundeng daging dan gelembung buaya yang berwarna sangat mencolok yang membuat saya tertarik untuk mencobanya.
Bapak yang melayani kami berbelanja sangat ramah dan dengan sabar menjelaskan setiap jenis makanan dengan detil.
Setelah membeli cukup banyak oleh-oleh untuk dibawa pulang ke Jakarta, kami melanjutkan perjalanan menuju Wat Photivihan.
WAT PHOTIVIHAN
Adalah patung Budha berbaring yang dibuka pada tahun 1980 berlokasi di Tumpat merupakan patung terpanjang di Asia Tenggara.
Kelompok Thailand akan melakukan perayaan keagamaan di Wat seperti Tok'katinna, Loy Krathong, Saibat, Songkran, dan sebagainya. Ribuan pengunjung akan menghadiri upacara keagamaan ini.
GALLERY WAYANG WKMTK
Sekitar jam 4 sore kami tiba di gallery wayang WKMTK yang berlokasi kurang lebih 6 km dari bandar Kota Bharu. Galeri Wayang Kulit Melayu Tradisional Kelantan telah dibina dan ditanggung pembiayaannya oleh Muhammad Dain bin Othman, seorang pensiunan pegawai negeri Kerajaan Malaysia dan dalang Wayang Kulit Wayang Kulit Melayu Tradisional Kelantan, pada tahun 2008.
Salah satu langkah yang paling kontroversial yang telah diambil oleh PAS (Partai Islam Malaysia) di Kelantan adalah larangan terhadap kinerja tradisional bentuk teater sinkretis Melayu, seperti Wayang Kulit, Mak Yong, dikir Barat, dan Main Puteri. PAS juga mengambil tindakan untuk menghapus setiap patung yang tampak seperti manusia atau hewan. Juga dibatasi adalah pertunjukan publik oleh perempuan: Selain pembacaan Al-Quran, pertunjukan tersebut benar-benar dilarang jika ada laki-laki di antara penonton.
Hal ini menyebabkan kerugian besar untuk Melayu kesenian tradisional yang semakin lama mulai pudar dan hilang.
Namun, Gallery WKMTK tetap melakukan pembinaan dan pelestarian dengan melakukan workshop , seperti :
· Program pembuatan wayang 3 hari 2 malam di Homestay dimana turis dapat merasakan pengalaman dalam membuat wayang, melihat dan berpartispasi dalam pertunjukan wayang.
Pembagian ruang Gallery:
Galeri Wayang Kulit Melayu Trdisional Kelantan ( WKMTK ) ini terdiri dari sebuah bangunan yang mempunyai empat ruang utama.
· Ruang pertama merupakan panggung atau bangsal persembahan wayang kulit
· Ruang kedua merupakan ruang pameran peralatan musik, gambar-gambar wayang kulit, sejarah silsilah dalang-dalang wayang kulit dan cenderamata.
· Ruang ketiga merupakan ruang kerja pejabat galeri
· Ruang keempat merupakan ruang inkubator pengrajin wayang kulit.
Di akhir kunjungan kami di Gallery Wayang, sahabat kami memberikan kejutan dengan memberikan wayang kulit Dewi Sitta untuk saya….Terima kasih Ana……
HOTMOM,
Selesai sudah perjalanan saya ke Kelantan yang sangat mengesankan walau hanya dalam 2 hari saja.
Apabila saya tidak berkunjung kesana, maka saya tidak akan pernah mengenal betapa kota ini memiliki begitu banyak hal yang luar biasa, seperti variasi makanan yang sangat lezat, pantai yang indah, kerajinan, dan hasil budaya lainnya yang tidak bisa saya ceritakan satu persatu.
Karamahan penduduk Kelantan membuat saya seperti berada di tanah kelahiran sendiri.
Terima kasih Pak Reduan, Anna, dan putra tersayang Haziq, yang sudah mengundang kami untuk datang ke kota kelahirannya, Kelantan….
Bye Hotmom…..
0 comments:
Post a Comment