Salam Cinta HotMom,
Konon hujan merupakan berkah bagi masyarakat yang merayakan Imlek.
Rejeki akan datang seiring dengan derasnya hujan yang turun. Begitu juga dengan
Sate Maranggi yang berlokasi di Purwakarta yang dipenuhi dengan pengunjung saat
hujan mengguyur siang ini. Hampir 10 tahun saya tidak pernah kesini sejak jalan
tol Purbalenyi dibuka untuk tujuan Jakarta Bandung. Serasa tidak percaya bahwa
Sate Maranggi yang dalam bayangan saya akan tutup sejak tol dibuka ternyata
berkembang pesat
COBAAN MEMBAWA BERKAH
Melihat kondisi warung yang sudah berkembang
dengan pesat membuat saya penasaran dan ingin bertemu dengan salah satu pemilik
Sate Maranggi. Apa yang membuat mereka bisa bertahan dari kesulitan yang
menimpa mereka ? Apa strategi dan tipsnya sehingga mereka sukses ? dan banyak
pertanyaan lainnya yang ada di benak saya.
Ibu
bercerita bahwa pada saat jalan tol dibuka sekitar 10 tahun yang lalu mereka
terpuruk dan penjualan menurun dengan drastis. Namun mereka tidak putus asa dan
mencoba berbagai cara agar warung mereka tetap bertahan. Ibu dan ke-3 saudara
kandungnya membuat terobosan baru dengan menambah variasi menu selain sate
Maranggi, seperti: Kupat tahu, Rujak, tahu tempe goreng, soto daging, sop iga,
dan lain-lain.
Mereka
juga merubah pola pelayanan menjadi lebih cepat dengan menambah banyak karyawan
sehingga pembeli tidak menunggu lama. Dari jumlah karyawan yang tidak lebih
dari 10 orang, sekarang mereka mempunyai karyawan sebanyak 200 orang.
Pertumbuhan yang sangat luar biasa.
Semua
karyawan mengenakan seragam dan sudah mengetahui job desknya masing-masing.
Ada
yang khusus mempersiapkan es kelapa muda yang menjadi minuman favorite, ada
yang mengulek sambel, ada petugas order makanan dan delivery dan ada petugas
yang menghitung makanan yang kita pesan.
Tidak
lebih dari 15 menit menu pesanan kami sudah tersedia di meja panjang kayu yang
menjadi khas warung sate Maranggi ini.
Saya
memesan sate Maranggi, sate Kambing, sop iga dan es kelapa muda.
Selain
menambah variasi menu makanan dan jumlah karyawan, mereka juga menambah
fasilitas umum untuk mendukung warung Satenya, yaitu :
LAHAN PARKIR
Lahan
parkir yang sangat luas membuat pembeli nyaman dan tidak perlu mengambil badan
jalan sebagai tempat parkir. Mereka menyediakan 2 area parkir mobil dan parkir
untuk kendaraan roda dua.
MUSHOLA
Pembeli
juga tidak perlu khawatir karena mereka menyediakan Mushola yang cukup bagus di
area parkiran .
TOILET DAN TEMPAT CUCI TANGAN
Tempat
untuk cuci tangan dan toilet tersedia di 2 area sehingga pembeli yang jumlahnya
banyak tidak perlu antri.
TOKO SOUVENIR
Fasilitas
lainnya yang mereka sediakan adalah toko yang menjual souvenir kerajinan tangan
penduduk setempat dan toko busana muslim.
HARGA MAKANAN
Harga
makanan kompetitif. Dengan pesanan 2 porsi sate, 2 porsi sop iga, 4 nasi putih
dan 3 es kelapa muda, saya membayar kurang dari Rp. 200.000
HOTMOM,
Penjualan
sate Maranggi saat ini tidak bisa dianggap remeh. Bisnis yang sempat terpuruk
akhirnya bangkit dan bisa memberdayakan penduduk setempat tidak hanya
kesejahteraan sosialnya tetapi juga mengangkat penjualan hasil bumi dan
karyanya.
Kualitas
rasa dan pelayanan sangat dijaga dengan memberikan yang terbaik buat pelanggan.
Semoga
cerita ini bisa memberikan inspirasi bagi pembaca Hotmom untuk tidak menyerah
atas cobaan yang menimpa bisnis yang
sedang dibangun.
Saya
menyarankan agar Hotmom datang mengunjungi Sate Maranggi di Purwakarta bersama
keluarga. Saya jamin tidak akan kecewa dengan rasa dan pelayanannya.
Bye Hotmom…..
0 comments:
Post a Comment