Salam Cinta HotMom,
Jumat malam sekitar jam 20.30 saya posting di FB bahwa saya akan berangkat ke Samarinda untuk meeting urusan kantor. Dalam sekejap saya mendapatkan respon bahwa teman-teman lama saya saat SMP ingin bertemu dengan saya disana. Ach…senang sekali rasanya…disaat saya harus bekerja, saya masih bisa bernostalgia dengan teman-teman semasa sekolah dulu…
Internet membuat semuanya terasa sangat dekat….
Pesawat saya take off jam 15.10 dan rencana akan tiba di bandara Balikpapan sekitar jam 18.00 waktu setempat. Segudang agenda sudah saya persiapkan sejak dari Jakarta, antara lain :
· Browsing barang-barang yang unik di Samarinda
· Tempat makan yang enak
· Tempat menjual kerajinan manik-manik dan tenun
· Rencana bertemu teman-teman
· dan berbagai informasi lainnya selain schedule meeting yang sudah saya atur dari pagi sampai malam dengan beberapa klien
Beberapa informasi tempat-tempat belanja barang-barang kerajinan Samarinda saya dapatkan dari blogger yang menulis tentang @theeastcentre yang berlokasi di jalan P. Antasari dan blogger lainnya yang menulis tentang pasar Citra Niaga.
Membaca artikel para blogger ini, membuat saya ingin saya membeli banyak barang, seperti : tas laptop dari manik, clutch dan casual bag untuk saya pakai sehari hari di Jakarta. Dan daftar makanan luntuk oleh-oleh teman di kantor.
Selama perjalanan di pesawat, saya dan teman kantor, Andrew sama-sama membuka laptop dan bekerja. Namun, Andrew bekerja membuat proposal yang akan dipresentasikan besok pagi, sementara saya membuat narasi blog…hahahahaha…senang rasanya bisa berbagi tugas….
Jam 18.00 kami tiba di bandara Sepinggan Balikpapan. Kondisi bandara sudah berubah total sejak 3 tahun yang lalu saya kesini saat liburan ke Derawan. Perpaduan antara bangunan yang modern dipadukan dengan arsitektur khas Kalimantan TImur membuat bandara ini terlihat sangat memukau.
Kampanye perlindungan Orang Utan mengisi setiap dinding di ruang kedatangan bandara.
Lebih menarik lagi saat saya tiba di area luar bandara dimana suasananya seperti bandara di luar negeri. Lampu-lampu dengan berbagai warna dipadu dengan bentuk plafon yang beragam membuat suasana semakin hidup.
Dalam perjalanan ke Samarinda, kami mampir di restaurant kepiting Dandito yang terkenal.
SAMARINDA TEPIAN MAHAKAM
Demikianlah kota Samarinda disebut. Bahwa apabila kita sudah meminum air sungai Mahakam, maka kita akan terus kembali ke kota ini. Sepertinya kiasan ini berlaku untuk saya karena ini adalah kedatangan saya ke 4 kalinya setelah sempat tinggal disana 4 tahun lamanya pada tahun 80-an.
Nunung nama teman saya ini yang memberikan respon pertama kali di FB bahwa dia ingin bertemu saya….Senang sekali rasanya bisa bertemu dengan teman sekolah dulu.
Setelah puas bercerita banyak hal tentang kenangan saat SMP, kamipun menyempatkan diri ke Citra Niaga pagi ini untuk membeli oleh-oleh buat teman kantor saya di Jakarta.
Banyak sekali pilihan yang menawan yang membuat saya bingung harus membeli yang mana. Pilihan dan jenisnya beragam mulai dari tas, kalung, gelang, dompet dan accessories lainnya yang menggunakan bahan dasar anyaman dan manik.
Selesai berbelanja, saatnya untuk mencari makanan khas kota Samarinda, yaitu Soto Banjar. Oleh karena jam 1 siang kami sudah harus berada di hotel untuk meeting maka tempat makan yang kami pilih adalah restaurant Amado.
Soto dan es kolak pisang menjadi pilihan saya siang ini. Beberapa jenis kue dan jajanan pasar tidak saya coba karena sudah kenyang dengan soto dicampur lontong.
Selesai makan di Amado, kamipun kembali ke Hotel Aston dan mulai meeting dengan 2 client di lobby hotel.
Hotel Aston berada di tengah kota sehingga mudah untuk kemana-mana. Konon katanya hotel ini menjadi tempat yang banyak dipilh karena di sekitarnya terdapat beberapa café, supermarket, tempat jajanan malam yang disebut Jenggo dan ada mall yang berlokasi tepat di belakang Hotel.
Saya berada di Samarinda untuk meeting karena bantuan sahabat saya Diah Mawarda yang mempunyai banyak koneksi disini sehingga meeting kami berhasil dengan sangat baik.
Selesai meeting jam 4 sore Diah mengajak kami untuk mengunjungi seorang ibu di rumahnya dimana rumah beliau berfungsi sebagai tempat penjualan tas manik.
Yang menarik adalah ibu yang bernama Hanging Bang Donggo adalah seorang pelopor pemberdayaan perempuan dalam melestarikan hasil karya produk daerah melalui wadah merk dagang yang dia miliki, yaitu “Mathan”.
Banyak penghargaan yang didapat oleh ibu ini dari pemerintah Indonesia termasuk oleh bapak SBY.
Di rumah inilah kami dijelaskan mengenai anyaman, perbedaan manik asli dan palsu, sampai kepada kualitas produk .
Rumah ibu Hanging sangat luas dan terlihat ada seorang ibu yang sedang menganyam tas disana.
Ini adalah industry rumahan yang bisa mangangkat ekonomi keluarga para perempuan yang diberdayakan oleh ibu Hanging.
Saya membeli tas laptop dan tas kecil yang sangat indah seharga total Rp. 750.000.
Selesai berbelanja di Mathan, kami meluncur menuju restaurant Hary Crab untuk makan malam. Sesuai namanya, menu yang kami pilih adalah kepiting super asam manis. Terbayang kolesterol saya meningkat 2 hari berada di Samarinda akibat menu kepiting….
HOTMOM,
Suatu kebanggaan saya bisa bertemu dengan Ibu Hanging dan suatu pengalaman yang luar biasa bisa bernostalgia dengan teman-teman yang sudah 30 tahun tidak bertemu disaat saya harus bekerja. Waktu tidur yang hanya 3 jam tidak membuat saya lelah .
Akhirnya saya selalu kembali ke Samarinda Tepian Mahakam…..
Bye Hotmom…..
0 comments:
Post a Comment