Friday, February 27, 2015

PARANOIA

Salam Cinta HotMom,




Dengan bertambahnya usia membuat tingkat keberanian saya semakin menurun. Dulu saya berani berkali-kali naik ke wahana paling tinggi di waterboom namun sekarang tidak. Saya penggemar film horor dari seluruh negeri tanpa rasa takut namun sekarang perasaan takut sedikit timbul. Dulu saya berani tinggal sendirian di rumah, sekarang rasa cemas sering muncul. Di episode Paranoia saya ingin berbagi cerita hal-hal yang membuat saya takut atau cemas dan solusi apa yang saya lakukan untuk mengatasinya.

PARANOIA

Paranoia adalah proses pemikiran yang dipengaruhi oleh kecemasan atau ketakutan. Pemikiran Paranoid biasanya meliputi keyakinan mengenai ancaman yang dirasakan terhadap diri sendiri .

Mengalami perasaan cemas memang sangatlah manusiawi. Perasaan cemas ini timbul sejalan dengan bertambahnya usia saya menuju 47 tahun. Kecemasan tentunya bisa melanda siapa saja, dalam kondisi tertentu. Namun tidak semua orang yang merasa cemas memiliki kadar kecemasan yang wajar, di saat tertentu kecemasan yang sering muncul bisa saja menjadi suatu kebiasaan yang buruk.

Banyak perasaan cemas yang timbul yang sebenarnya tidak pernah terjadi, namun yang tidak saya pikirkan justru saya alami. Dengan pengalaman ini akhirnya saya mendapatkan pelajaran apa yang sebaiknya saya lakukan apabila kejadian tersebut terulang kembali.


TERJEBAK DI LIFT 

Saya bekerja di lantai 28 gedung perkantoran yang berada di area Casablanca Kuningan. Dalam sehari saya bisa naik turun lift puluhan kali tanpa rasa takut. Namun belakangan ini saya merasa cemas apabila naik atau turun lift hanya sendirian karena kejadian terjebak di dalam lift yang saya alami di apartemen tempat saya sedang mengerjakan projek interior membuat saya sedikit trauma.

Saat akan naik ke lantai atas, tiba-tiba lift mati dan secara otomatis lampu dan AC padam. Untungnya saya tidak sendiri, namun keberadaan orang lain bersama kita terjebak di dalam lift tidaklah membantu apalagi apabila orang tersebut terserang panik.
Panas, sesak nafas, ketakutan yang luar biasa melanda diri saya. Kerana panik saya susah menemukan tombol emergency atau bel tanda bahaya. Tidak terpikirkan untuk memanggil petugas memalui intercom. Saya menekan semua tombol yang ada dan bel akhirnya berbunyi. Saya terjebak tidak sampai 5 menit namun rasanya sudah sangat lama.

Setelah kejadian ini saya kemudian mempelajari apa yang sebaiknya saya lakukan apabila saya terjebak lagi, yaitu :

1.      Begitu masuk ke dalam lift, saya akan mengingat posisi emergency bell, tanda “Open” dan posisi letak intercom.
2.      Jangan Panik dan usahakan tetap tenang apabila terjebak di lift. Jika kita terlalu panik, maka kita tidak bisa berpikir tenang  sehingga memperparah kondisi yang ada. 
3.      Berpikirlah positif bahwa kondisi tersebut akan segera berakhir dan segera keluar dari lift.
4.      Cobalah untuk menekan tombol pintu “Open”
Ketika lift berhenti bekerja, sebaiknya tidak menekan tombol lantai lainnya, tapi cobalah untuk menekan tombol pintu terbuka. Jika tidak ada tanggapan, maka cobalah untuk menekan tombol emergency untuk meminta bantuan.N
5.      Gunakan telepon darurat di lift untuk meminta bantuan
Telepon tersebut akan membantu seseorang untuk menghubungi teknisi darurat yang akan membantu keluar dari lift. Jika telepon tersebut tidak dapat digunakan, maka gunakan telepon seluler untuk menghubungi orang lain seperti teman kerja untuk memberi tahu keadaan yang terjadi jika masih ada sinyal.
6.      Usahakan berada dalam posisi duduk
Posisi duduk bisa membantu seseorang untuk bersantai dan mengambil napas dalam-dalam. Terlalu panik atau bersemangat untuk mencari jalan keluar hanya akan memperburuk keadaan yang ada.
7.      Jangan terlalu banyak bicara
Oksigen di dalam lift sangat terbatas, jika ingin bicara dengan orang lain yang juga terjebak di lift bicaralah seperlunya saja untuk menghemat oksigen.
8.      Menunggu datangnya bantuan
Tidak ada yang bisa dilakukan selain menunggu datangnya bantuan dan tentunya berdoa kepada Allah SWT.


CEMAS MENDAPATKAN PENYAKIT

Beberapa teman waktu SMA dulu meninggal dunia karena penyakit. Berbagai macam penyakit yang diderita yang mayoritas adalah kanker. Beberapa dari mereka sempat saya kunjungi saat di rumah sakit dan ada yang saya kunjungi berkali-kali sampai teman saya menemui ajalnya. Melihat kondisi ini membuat perasaan cemas dan takut. Apakah saya sehat ? apakah akan ada penyakit di diri saya ? apakah saya sudah menjaga makanan yang saya asup ? dan banyak pertanyaan lainnya yang menghantui yang pada akhirnya membuat saya lelah dan susah tidur. Setelah berhari-hari mengalami perasaan yang sama dan membuat hidup saya jadi kacau, saya akhirnya merubah pola pikir yang tadinya negative menjadi positif. 

Seperti yang saya ceritakan diawal bahwa yang saya pikirkan tidak menjadi kenyataan namun yang tidak saya pikirkan malah terjadi, yaitu saya mengalami Kram Perut, penyakit yang menurut orang awam sangat sering terjadi dan bukan penyakit yang berskala membahayakan seperti kanker.

KENA SERANGAN KRAM PERUT 

Tiba-tiba saya merasakan sakit dibawah perut yang membuat sesak nafas dan keringat dingin bercucuran. Ini terjadi saat saya dan teman kantor mulai memesan makan siang jam 3 sore setelah selesai meeting dengan klien. Perut bawah terasa sangat sakit ditambah nafas yang tersengal-sengal.
Rekan kerja saya memapah ke dalam mobil dan membawakan barang-barang saya. Perjalanan menuju RS terdekat ternyata macet total. Pikiran akan meninggal menghantui sehingga membuat saya tidak bisa berpikir dengan jernih. 
Supir pribadi saya menginstruksikan agar saya menekan perut bawah sekeras-kerasnya agar saya bisa bernafas. Teori yang kurang masuk akal tapi saya lakukan. Alhasil dalam 5 menit saya sudah mulai bisa bernafas dengan normal dan berpikiran jernih. Saya memutuskan untuk tidak jadi ke rumah sakit terdekat tapi pulang ke rumah untuk istirahat.

Tidak terbayang sebelumnya dengan serangan sakit perut yang begitu hebat dan membuat sesak nafas serasa kita akan kembali ke sisi Allah ternyata cukup diatasi dengan menekan sekuat-kuatnya perut bawah. Dengan hanya melakukan hal itu kita dapat bernafas normal lagi dan rasa sakit pada perut bawahpun hilang.


CEMAS AKAN MENINGGAL  

Semua manusia yang ada di bumi ini akan meninggal. Kita hanya tinggal menunggu waktu saja. Hal inilah yang menjadi salah satu kecemasan saya.
Rasa cemas timbul saat akan bepergian jauh menggunakan pesawat ataupun saat akan tidur. Rumah terbakar, rumah ambruk, banjir, dll kadangkala menghantui pikiran saya sesaat sebelum tidur. 

Kecemasan yang lebih besar bukan untuk diri saya sendiri, tetapi lebih kepada anak yang akan saya tinggalkan apabila saya meninggal. Oleh karena itu saya melakukan beberapa hal untuk mengurangi kecemasan saya dengan cara :

1.      Membuat catatan semua dokumen yang saya miliki seperti : nomor save deposit box, surat tanah, surat apartemen, asuransi kesehatan, surat cicilan Bank, perhiasan, dllnya
2.      Memberikan informasi kepada saudara kandung nomor safe deposit yang saya miliki dan apa yang harus mereka lakukan apabila sesuatu terjadi dengan saya.
3.      Menjelaskan kepada anak saya apa yang saat ini sedang saya kerjakan dan saya miliki, misalnya saya memiliki cicilan apartemen yang harus diselesaikan, memiliki asuransi jiwa, dll dan hal apa saja yang harus dia lakukan apabila saya meninggal.
4.      Sudah mempersiapkan dana kuliah sampai dia selesai agar apabila sesuatu terjadi dengan saya dia dapat menyelesaikan kuliahnya dengan baik.

HOTMOM,

Rasa takut atau kecemasan yang kita rasakan sangat alami asalkan tidak berlebihan dan menjadi paranoid. Semua ada di dalam pikiran dan bagaimana cara kita mengatasinya.

Berpikiran positif adalah kuncinya. Rasa bersyukur kita telah diberikan kesempatan untuk hidup dan menjalankan kehidupan yang baik bersama keluarga akan membuat kita lebih ihklas dan siap menghadapi apapun.

Berbuat baik terhadap sesama dan menambah nilai sosial merupakan salah satu Resolusi saya tahun 2015. 
Semoga Hotmom juga melakukan hal yang sama agar kita bisa menjalani hidup ini dengan lebih baik lagi.



Bye Hotmom…..









0 comments:

Post a Comment