Monday, April 6, 2015

HOT CHOICE “ PEGAWAI vs PENGUSAHA”

Salam Cinta HotMom,


Hidup adalah pilihan. Dari sejak kecil kita sudah berkutat dengan begitu banyak pilihan. Mulai dari memilih sekolah, memilih universitas, memilih jurusan , sampai kepada memilih antara bekerja  sebagai pegawai atau akan berusaha. Namun, saat ini masih banyak pilihan yang berdasarkan keinginan orang tua. Anak harus masuk Universitas ternama dengan jurusan yang sudah ditentukan pula oleh mereka. Banyak yang berhasil namun banyak juga yang gagal karena anak tidak menyukai pilihan yang ditentukan oleh orangtuanya.  Itulah pilihan, yang akan saya share di episode HOT CHOICE “ Pegawai atau Pengusaha”….


MEMILIH JURUSAN KULIAH


Di masyarakat kita yang menganut adat ketimuran, anak-anak sangat patuh kepada orangtua. Apapun jurusan yang diharapkan orangtuanya terpaksa harus dituruti. Namun, ada juga keluarga yang tidak perduli sehingga anak salah memilih jurusan. Saya termasuk golongan yang jurusannya dipilihkan oleh orangtua dengan alasan mereka melihat adanya potensi dari diri saya bahwa saya mampu kuliah di Arsitektur dan menolak fakultas hukum yang saya pilih.
Namun saya beruntung karena masuk ke kampus yang sebagian besar mahasiswanya adalah chinese. Selain belajar dengan giat, mereka  juga pekerja keras. Bergaul dan mengamati kehidupan mereka membuat saya jadi terbawa. Mental untuk mencari uang tambahan dan bekerja sampingan terasah di kampus ini. 


MENTAL PEGAWAI


Ini kata yang sering saya dengar bahwa mental kita adalah mental pegawai. Tidak terkecuali orangtua saya yang bekerja dengan sepenuh hati menjadi pegawai salah satu Bank pemerintah dan pensiun di Palembang. Menjadi pegawai dan menerima gaji secara rutin akan membuat hidup kita aman dan terencana. Di keluarga besar saya tidak ada yang memiliki jiwa wirausaha. Kakak pertama selesai kuliah bekerja di Bank, begitu juga dengan kakak yang nomor dua bekerja sebagai pegawai di Bank pemerintah. Saya bekerja di perusahaan jasa dan kedua adik juga bekerja sebagai pegawai. Pola pendidikan dan budaya keluarga yang bertahun-tahun hidup sebagai pegawai membuat kehidupan kami juga berlanjut demikian. 
Namun, karena tuntutan kehidupan sebagai single parent saat itu dan kerja keras yang sudah terasah di bangku kuliah membuat saya harus bekerja double. Karena tidak mungkin bekerja di 2 perusahaan pada waktu yang bersamaan, akhirnya saya memberanikan membuka bisnis dibidang jasa conference organizer.  Klien-klien yang lama sangat senang bisa saya bantu secara pribadi karena selain tarif jasanya lebih murah, hasil pekerjaan saya juga sangat memuaskan. Seminar yang semula berskala kecil berubah menjadi besar.  Akhirnya saya menekuni 2 pekerjaan ini sekaligus selama bertahun-tahun.


KEPUTUSAN BERAT 

Seiring dengan ketekunan dan kerja keras yang saya lakukan, akhirnya karir saya meningkat ke posisi Senior Manager. Saya terpaksa tidak melanjutkan usaha jasa yang sudah saya tekuni karena waktu saya tersita di kantor. Namun hal positif yang saya dapatkan adalah adanya kenaikan salary sehingga bisa mencukupi semua kebutuhan saya dan anak.

Dari posisi Senior Manager saya naik menjadi General Manager. Karena sudah memiliki dana yang cukup, saya kemudian mulai berinvest di property dengan membeli sebuah apartemen. Karena saya senang mendekorasi ruangan, akhirnya saya mendesign sendiri apartemen yang saya beli. Alhasil, tanpa direncanakan pemilik interior yang satu lantai dengan saya menyukai hasil design yang saya buat sehingga akhirnya saya yang mengerjakan interiornya. Dari sinilah cikal bakal saya memulai usaha interior yang saya beri nama Shitaro Design. Nama yang cukup unik yang diambil dari nama saya “Sinta” dan nama anak saya “Oris”.


Dimulai dari 1 klien akhirnya berkembang menjadi 5 klien dalam sebulan sehingga saya kewalahan mengatur waktu. Ditambah lagi posisi saya di kantor naik menjadi Bisnis Director membuat saya selalu merasa kekurangan waktu. Untuk itu saya putuskan berhenti bekerja dan serius menekuni dan membesarkan Shitaro Design yang sudah saya bangun hampir 2 tahun. 

Keluarga besar menyesalkan keputusan yang saya ambil karena mereka mengkhawatirkan usaha saya nanti tidak akan berjalan dengan lancer dan saya tidak memiliki dana untuk membiaya kehidupan sehari-hari. Namun saya tidak gentar dan tetap mengambil keputusan berhenti bekerja sebagai pegawai.

Seorang sahabat lama tanpa disangka-sangka mengirimkan ucapan selamat melalui bbm atas keberanian saya mengambil keputusan berhenti menjadi pegawai untuk menjadi pengusaha. Sahabat inilah yang menjadi pendamping hidup saya sekarang.

Hotmom,
Banyak kesulitan yang saya alami saat memulai usaha, antara lain :

·      Cash flow keuangan keluarga menjadi berantakan karena semula saya menerima gaji bulanan dan bisa merencanakan semuanya dengan baik, tapi kali ini tidak.
·      Pembukuan masih berantakan karena saya belum mempunyai program laporan perincian pekerjaan.
·      Rasa khawatir karena saldo di tabungan kadangkala banyak dan kadangkala tidak ada karena klien belum melakukan transfer pembayarannya, sementara saya sudah harus membayar gaji tukang.
·      Harus ekstra hemat karena belum tentu bulan depan akan mendapatkan klien.
·      Pusing mengelola pekerja yang selalu minta ijin pulang ke kampung halamannya
·      Bingung pada saat unit sedang dikerjakan di workshop ,saya tidak bisa berbuat apa-apa. Menambah klien baru tidak mungkin karena keterbatasan pekerja. 
·      Margin yang sedikit karena saya belum mendapatkan vendor yang tepat yang bisa memberikan harga kompetitif;
·      Dan persoalan lainnya yang harus saya selesaikan sendiri karena perusahaan ini adalah milik saya sendiri.

Dibalik sejuta kesulitan yang saya alami, ada juga cerita sukanya, antara lain :

·      Saya tidak harus bangun pagi seperti pada waktu saya bekerja sebagai pegawai
·      Saya tidak perlu berdandan rapi kecuali pada saat ketemu klien
·      Saya punya waktu banyak bersama anak
·      Saya punya waktu banyak untuk berjalan-jalan dan istirahat
·      Saya bisa bekerja sesuai kehendak saya sendiri
·      Saya bisa berkreasi dengan hasil design yang saya buat


HOT CHOICE 


Belum setahun menjadi pengusaha, saya ditawarkan kembali untuk bekerja di media online dengan posisi sebagai Bisnis Director. Saya tidak menolaknya karena media online adalah sesuatu yang baru dan menarik untuk saya pelajari. Sementara Shitaro Design tetap berjalan baik dengan pengaturan waktu yang disiplin dan komitmen tinggi dari saya pribadi. 
Jadi, pilihan yang saya ambil bukan Pegawai atau Pengusaha, tetapi sebagai Pegawai dan Pengusaha sekaligus. 


HOT RESULT

Pola pikir sebagai pegawai dan sebagai pengusaha sangatlah berbeda. Keputusan yang diambil oleh perusahaan walaupun tidak bisa memuaskan pegawai dapat saya pahami karena posisi saya juga sebagai pengusaha. 

Sebagai contoh :
·      Perusahaan belum bisa menaikkan gaji karyawan karena usaha belum menghasilkan margin yang ditentukan. Sebagai pegawai saya bisa mengerti karena saya juga melakukan hal yang sama di perusahaan saya.
·      Perusahaan menuntut karyawan untuk bekerja keras dengan hasil maksimal juga dapat saya mengerti karena saya juga melakukannya untuk perusahaan saya.

Dengan menjalani dua pekerjaan sebagai Pegawai dan Pengusaha sekaligus membuat mental saya menjadi balance karena apa yang saya lakukan sangat bertolak belakang satu dengan lainnya, seperti :

·      Di kantor saya menduduki posisi sebagai pimpinan yang memberikan perintah kepada para staff, tetapi sebagai pemilik perusahaan, saya harus  memberikan pelayanan yang maksimal agar klien saya puas dengan hasil kerja interior saya. Saya melayani mereka mulai dari brainstorming, design awal, installment dan finishing. Penagihan pembayaranpun saya lakukan sendiri.

·      Di kantor saya bergaul dengan berbagai macam orang mulai dari professional, selebriti sampai kepada sosialita. Namun di perusahaan saya pribadi saya bergaul dengan klien, distributor bahan bangunan, mandor dan para tukang .

·      Di kantor saya tidak memikirkan masa depan semua pegawai namun di perusahaan saya pribadi saya  sangat memikirkan nasib dan masa depan para tukang karena apabila bisnis tidak berjalan dengan baik mereka akan menjadi korban.

·      Di kantor saya tidak perlu memikirkan berapa banyak dana yang harus dipersiapkan untuk membayar THR. Namun di perusahaan saya harus mempersiapkan dananya dan mencari project sebanyak mungkin agar bisa memberikan THR dan bonus bagi para tukang.


HOTMOM,

Saya pernah merasa jenuh dan ingiin istirahat sejenak dari mengelola perusahaan. Saya tidak mencari project interior sehingga tidak ada pekerjaan untuk tukang. Saat saya ke workshop perasaan saya campur aduk karena tidak ada satu tukangpun disana. Semuanya kembali ke kampung mengerjakan sawah ladang karena saya tidak memberikan job untuk mereka. Saya merasa bersalah karena mengakibatkan hidup orang lain sengsara. Sayapun kembali mencari order interior dan bersemangat mengerjakannya .

Pilihan sebagai Pegawai atau Pengusaha tergantung dari diri kita sendiri dan bukan dari orang lain. Teman-teman yang seusia dengan saya banyak yang mulai khawatir dengan nasib mereka setelah pensiun nanti, Apakah masih bisa memulai usaha pada usia diatas 50 tahun ? apakah dana pensiun akan cukup untuk membiayai usaha ? apakah dana pensiun akan cukup membayar rumah sakit mereka apabila sakit dan banyak pertanyaan lainnya. Saya sangat bersyukur karena saya memiliki usaha yang bisa saya tekuni disaat saya pensiun nanti.

Jangan takut dengan pilihan yang akan kita ambil . Memulai usaha diusia mendekati pensiun sangatlah mungkin. Hal-hal kecil akan menjadi besar apabila kita menekuninya dengan baik. Mulailah dengan yang kita sukai dan kuasai karena usaha tidak akan berhasil apabila kita tidak menguasainya.


Bye Hotmom…..






0 comments:

Post a Comment