Sunday, September 14, 2014

CUCI MATA @ BANDUNG (KAWAH PUTIH)


Salam Cinta HotMom,

Kemana saja selama liburan panjang lebaran ini ? Tentunya ada yang mengunjungi orang tua dan ada yang ke luar negeri untuk berlibur, seperti teman saya yang berlibur ke Turki yang membuat saya iri dan ingin juga pergi ke sana suatu hari nanti.
Liburan Idul Fitri, saya ke Bandung kumpul bersama orang tua dan keluarga besar. Tidak mau bingung dengan lamanya libur yang ada, setelah sholat Idul Fitri, sekitar jam 1.30 saya dan keluarga berangkat menuju Ciwidey dimana disana terdapat KAWAH PUTIH yang konon katanya sangat indah.

Sudah sejak 30 tahun yang lalu saya berada di Bandung tapi belum pernah sekalipun saya mendatangi Kawah Putih. Penasaran dengan informasi yang saya dapat, maka perjalananpun saya mulai dari rumah Mama yang berada di area Turangga, Buah Batu, Bandung.

PANDUAN JALAN MENUJU KAWAH PUTIH


Dari jalan Buah Batu menuju bypass kitabelok kanan di lampu merahnya. Setelah belok kanan, terus saja sampai ketemu perempatan lampu merah yang kedua lalu belok kiri masuk ke jalan Mohammad Toha. Ikuti saja jalan besar ini, kemudian masuk ke pintu tol Moh. Toha dan ambil tiket di pintu tol ini.


Keluar di pintu tol Kopo dengan membayar tiket sebesar Rp. 2000. Setelah membayar tol, ikuti jalan dan di pertigaan belok ke kanan masuk ke jalan Kopo. Jalan Kopo ini sangat panjang. Apabila HotMom sudah bertemu Hypermart di sisi kiri jalan dan Yogya Department Stora di sisi kanan, maka HotMom berada di jalur  yang sudah benar.

Terus ikuti jalan Kopo ini maka  di sisi kiri akan bertemu pangkalan udara TNI AU Sulaiman.


Teruskan perjalanan sampai bertemu dengan pertigaan yang ada masjid kemudian belok ke kanan. Ikuti petunjuk jalan arah Soreang dan Ciwidey.


Ikuti terus jalan mendaki seperti menuju puncak dan HotMom akan melihat pemandangan yang sangat indah saat menuju kesana yang tidak akan HotMom temui di Jakarta. Sawah dengan latar belakang pegunungan maupun kebun sayur-sayuran menjadi pemandangan sepanjang jalan menuju Kawah Putih Ciwidey.


Jalannya tidak terlalu besar dan banyak kendaraan roda 2 yang tidak menggunakan spion sehingga kita harus ekstra hati-hati dalam mengendarai kendaraan. Karena hari ini adalah hari pertama Idul Fitri, maka belum terlalu ramai jalan menuju ke Ciwidey.


Setelah 1.5 jam berkendara, akhirnya kami tiba di pintu masuk Kawah Putih di Ciwidey. Terasa udara yang sejuk saat saya kami membuka jendela mobil untuk membayar tiket masuk.


Tidak murah tiket masuk yang harus kami bayar, yaitu Rp. 150.000 untuk kendaraan belum termasuk tiket perorang. Harga ini apabila kita membawa kendaraan sendiri untuk naik ke atas. Tapi apabila kita meninggalkan mobil di bawah maka kita harus membayar Rp. 60.000 belum termasuk angkutan umum yang akan membawa kita keatas dan tiket masuk per orang.


Saya memutuskan untuk membawa kendaraan sendiri naik ke atas menyusuri jalan yang sarat dengan pepohonan tinggi tanpa menggunakan AC mobil. Jalanannya terjal tapi pemandangannya sangat indah dan cukup untuk 2 mobil saja.
Diperlukan sekitar 10 menit berkendara ke atas untuk tiba di area parkir Kawah Putih. Udaranya sangat segar diatas sini tanpa ada bau belerang. Namun tertera di papan bahwa sebaiknya pengunjung menggunakan masker karena udara di sekitar Kawah Putih bisa membuat tenggorokan kering dan bibir pecah-pecah. Tapi kami tidak membeli masker dan langsung berjalan menuju area Kawah Putih.


Saya berhenti sejenak setelah melihat Kawah Putih dari atas anak tangga dan tertegun……..tidak bisa saya ungkapkan dengan kata-kata, tapi Kawah Putih yang berada di depan saya ini sangat indah dan luar biasa……


Saya dan Oris mulai mencari lokasi yang bagus untuk berfoto. Dan inilah hasil foto-foto kami di area Kawah Putih, Ciwidey.


Kami juga berfoto diantara pepohonan yang ada di sekitar Kawah Putih…



Setelah puas menyusuri Kawah Putih selama 1 jam, kamipun naik kembali ke atas menuju pelataran dimana disana tertera sejarah dari Kawah Putih.


Selesai membaca legenda dari Kawah Putih kami kemudian menghampiri seorang bapak yang sedang bermain Kecapi.


Saat kami mendekati Bapak Kecapi, beliaupun menyanyikan lagu Es Lilin, lagu daerah khas Jawa Barat.

Perjalanan pulang kembali ke Bandung tidak kalah menariknya karena matahari mulai tenggelam dan perumahan penduduk mulai menyalakan lampu.
Hotel, tempat makan sampai Mesjid besar Ciwidey sempat kami abadikan.


Satu hal yang menarik saat perjalanan pulang kami adalah papan iklan salah satu restaurant, yaitu “Ayam Kampungan rumah makan Sindang Ponyo….”


HotMom,
Bulan Agustus ini saya akan berbagi informasi seputar kota Bandung dalam Tema “Cuci Mata”. Minggu depan saya akan cerita mengenai kunjungan saya ke Lawang Wangi.

BYE HOTMOM







0 comments:

Post a Comment