Friday, March 14, 2014

Cinta Indonesia - Torang Sitorus


Salam Cinta  HotMom…,

Pada suatu siang saya sedang chatting dengan seorang sahabat di Facebook bernama mas Joko Khelek. Saya tidak terlalu mengenal sosok mas Joko tetapi saya sering membaca posting yang dilakukan oleh mas Joko dimana banyak kegiatan mas Joko yang menurut saya unik dan menarik, antara lain kegiatan beliau dengan para transmigran di beberapa kota di Indonesia.
Dari chatting ini saya diinformasikan oleh mas Joko bahwa pada tanggal 28 Pebruari 2014 dia akan ke kota Medan untuk menghadiri pembukaan Museum Ulos oleh kolektor muda bernama Torang Sitorus..

Diskusi soal Torang Sitorus ini sangat menarik perhatian saya karena sebagai orang batak saya sama sekali tidak banyak mengenal dan mengetahui asal usul Ulos ini. Dari pembicaraan yang cukup panjang dengan mas Joko melalui sms, mas Joko memberikan informasi bahwa Torang Sitorus sedang mengadakan pameran Ulos di Museum Tekstil di Tanah Abang Jakarta sampai dengan akhir Januari 2014 ini. Nomor handphone Torang pun diberikan oleh mas Joko kepada saya untuk memudahkan saya membuat janji bertemu dengan Torang.

Sore harinya sayapun mencoba mengirimkan sms kepada Torang meminta waktu bisa bertemu di Museum Tekstil. Ach….senang sekali rasanya karena Torang menjawab sms saya dengan memberikan hari dan waktu bertemu karena saat itu dia masih di Lombok.


Harinya pun tiba, akhirnya saya bisa bertemu secara langsung dengan Torang Sitorus di Museum Tekstil . Rasanya bangga, terharu dan sangat memberikan inspirasi karena di usia masih terbilang muda, Torang sudah memiliki koleksi 320 helai Ulos dari sejarah dan usia Ulos yang berbeda.


Sosoknya sangat ramah dimana dia langsung menceritakan dan memperlihatkan kain Ulos yang baru  dia dapat dari Lombok….ternyata Torang ke Lombok kemaren adalah untuk menemui seseorang pemilik Ulos disana. Ulos akhirnya berpindahtangan ke Torang.


Saya bertanya kepada Torang , kenapa dia tertarik menjadi kolektor Ulos di usia muda ini ? jawabannya adalah : Ketertarikan Torang akan Ulos tidak muncul secara tiba-tiba, tetapi keluarganya membawa pengaruh yang sangat besar katanya. Ayahnya adalah seorang pejabat kabupaten, sedangkan ibunya sangat aktif di organisasi. Setiap melakukan  kunjungan ke suatu desa, ibunya selalu membawa pulang satu atau beberapa helai Ulos sebagai oleh-oleh, yang selalu disimpannya dengan baik di dalam lemari khusus.
Ibunya sering memperlihatkan dan memberitahukan keistimewaan masing-masing Ulos kepada Torang, yang tanpa disadari telah menimbulkan ketertarikan dan minat terhadap tenun khas Batak ini.


Sambil mengitari area museum , Torang menceritakan bahwa dia juga baru kembali dari India mempelajari tenun atau tekstil India selama 1 bulan disana. Dan komentar yang diberikan oleh Torang adalah bahwa Tenun Indonesia jauh lebih  luar biasa….

Melalui katalog yang saya ambil saat pameran Torang Sitorus, saya mendapat banyak informasi seputar Ulos yang ingin saya bagikan ke para HotMom, yaitu :

ULOS
Adalah selembar kain tenunan khas Batak dengan pola dan ukuran tertentu, dimana kedua ujungnya berjuntai panjang.

Sehelai Ulos memiliki berbagai makna. Dari berbagai jenis dan ragam hias yang ada, terdapat banyak Ulos yang sering digunakan, diantaranya adalah :

ULOS RAGI HOTANG
Jenis Ulos ini, yang dihiasi menggunakan teknik ikat Lungsi, banyak dikerjakan oleh penenun di daerah Meat, melambangkan orang yang memiliki tubuh yang kuat (pekerja keras), jiwa yang kuat (tahan uji) dan Tondi atau Iman yang kuat (pengharapan).
Ulos Ragi Hotang diberikan oleh mertua kepada menantu laki-laki saat acara pernikahan, dengan harapan agar ikatan batin kedua pengantin teguh seperti rotan (hotang).


ULOS TUMTUMAN
Ulom Tumtuman, yang ditenun dengan teknik pakan tambahan atau songket, digunakan sebagai tali-tali (ikat kepala) raja atau tetua Batak. Tali-tali yang bermotif dikenakan anak sulung dari tuan rumah yang sedang menyelenggarakan acara adat.


ULOS SADUM TARUTUNG
Jenis ulos ini dihiasi dengan ragam rias berwarna-warni, hasil teknik tenun pakan taqmbahan dan teknik tenun tapestry. Banyak diproduksi di Tarutung, Tapanuli Utara, yang sebelumnya ditenun di Angkola (Tapanuli Selatan) sebagai tradisi setempat.
Di daerah Tapanuli Selatan, Sadum sering disebut dengan istilah Abit godang yang memiliki fungsi sebagai gendongan bagi keturunan orang berkuasa, sebagai alas tempat sirih di atas pinggan besar, dan sebagai pemberikan kepada anak kesayangan yang membawa suka cita dalam keluarga dengan harapan kelak anak tersebut akan membawa kebaikan yang Godang (banyak).


ULOS HARUNGGUAN
Harungguan berarti Marunggu (berkumpul), karena semua motif ada atau terkumpul di dalam Ulos ini.Ulos Harungguan biasanya digunakan pada acara yang bersifat suka cita, seperti meminta doa restu keberhasilan.




ULOS  RAGI SIBOLANG
Ulos Ragi Sibolang memiliki tiga ragi khusus dan warnanya terdiri dari warna hitam (biru tua), dan putih (biru muda), digunakan pada upacara adat baik suka cita maupun duka cita.

Ulos Ragi Sibolang  dengan warna hitam yang dominan biasanya diberikan oleh paman kepada keponakan yang meninggal dunia pada usia muda serta sebagai tanda duka cita kepada seseorang yang ditinggal mati pasangannya sebelum memperoleh cucu dari semua anaknya.


ULOS HARUNGGUAN LOBU-LOBU
Ragam hias Ulos Harungguan Lobu-Lobu sama dengan Ulo Harungguan, dimana semua motif Ulos ada di sini. Namun demikian bentuknya mirip dengan sarung karena kedua ujungnya bersatu. Biasanya digunakan sebagai gendongan.

ULOS BINTANG MARATUR
Ragi Ulos Bintang Maratur menyerupai gugusan bintang yang anggun dan teratur, yang menggambarkan orang yag patuh dan rukun dalam ikatan kekeluargaan yang sangat kuat.
Fungsi lain dari Ulos ini, diantaranya sebagai Ulos Edang-Edang (dikenakan untuk menghadiri undangan) oleh seseorang dengan tingkat social ekonomi yang tinggi.


ULOS RAGI IDUP
Membuat Ulos Ragi Udup merupakan pekerjaan yang sangat sulit, karena motifnya, yang diterapkan dengan menggunakan beberapa teknik hias, sungguh rumit. Rupa motifnya seolah bernyawa dan hidup. Itu sebabnya dinamakan Ragi Udup (aragi = hidup). Ulos ini melambangkan kehidupan.
Banyak orang beranggapan Ulos inilah yang paling tinggi derajatnya dalam adat Batak, akan tetapi menurut sejarah dan ditinjau dari pemakainya Ulos ini berada setingkat dibawah Ulos Ragi Jugia.


Ingin rasanya saya bisa hadir ke Medan tanggal 28 Pebruari nanti, saat pembukaan Museum Ulos oleh Torang Sitorus karena informasi yang saya dapatkan dari para pengurus museum  bahwa acara pembukaan pameran di Museum Tekstil Jakarta, Torang membawa tarian tradisional khas Batak langsung dari Sumatera Utara yang tampil sangat memukau.

Doakan saya bisa hadir disana sehingga saya bisa menceritakan kembali tentang Torang Sitours dan Museum Ulos yang sudah menjadi cita-citanya sejak lama yang akhirnya bisa tercapai…

Sukses selalu buat Torang Sitorus….





Bye Hotmom…….

















2 comments:

  1. Hallo kak Sinta, salam kenal :)
    Boleh minta contact no nya Torang Sitorus kah ?
    Please email ke : evee.malau@gmail.com ya Kak
    Mauliate godang :D
    Salam,

    ReplyDelete